by

“Auliya” pada Surat Al Maidah 51, Berarti Pemimpin atau Teman/Sekutu?

Oleh: Aldie Al Kaezzar
 

Pertama2 sebelum masuk bahasan mohon diingat baik2 bahwa apa yg saya tampilkan di tret ini BUKAN pembahasan tafsir atau terjemahan yg berasal dari saya pribadi. Pendapat utama saya ambil berdasarkan kajian seorang ulama yg saya anggap kapabel dan referensi terjemahan saya ambil dr translator yg umum.

Mungkin sudah banyak yg tahu bahwa QS 5:51 menyebutkan pelarangan mengambil pemimpin dari golongan yahudi dan nasrani (non muslim). Ya, ini betul, dgn catatan mengacu pd terjemahan Depag/Bhs Indonesia.

Pertanyaan kritisi:

Apakah bahasa lain juga menerjemahkan kata auliya sbg pemimpin?

Sejauh yg saya dapat untuk bhs Inggris, Prancis dan Melayu, mayoritas selalu menerjemahkan kata auliya sbg “sekutu/teman”. Dlm terjemahan Inggris, mayoritas memilih kata “allies atau friends”. Silahkan acu gambar di bawah.

Terjemahan Inggris versi Shahih International, Yusuf Ali, Muhsin Khan, Shakir, Maududi, Ahmed Ali dkk mayoritas memilih arti ini.

Kalau bgtu, mana terjemahan yg lbh mendekati tepat?

Kalau mau mengikuti kajian terkait masalah tafsir tsb di sini:

https://www.facebook.com/NadirsyahHosen/posts/1684124991835780

Untuk saya pribadi, arti sekutu/teman lbh mendekati. Knp?
Sebab inilah satu2nya pembahasan yg saya temui lengkap membedah dr asbabun nuzulnya. Bukan sekedar memperlihatkan terjemahannya belaka, tp jg membahas sebab knp ayat tsb turun, Bagi saya ini lbh komperhensif.

Asbabun Nuzul : As-Saddi menye­butkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan dua orang lelaki. Salah seorang dari keduanya berkata kepada lainnya sesudah Perang Uhud, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi kepada si Yahudi itu, lalu saya berlindung padanya dan ikut masuk agama Yahudi bersamanya, barangkali ia berguna bagiku jika terjadi suatu perkara atau suatu hal.” Sedangkan yang lainnya menyatakan, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi kepada si Fulan yang beragama Nasrani di negeri Syam, lalu saya berlindung padanya dan ikut masuk Nasrani bersamanya.” Maka Allah Swt. berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi “awliya” kalian….(Al-Maidah: 51). hingga beberapa ayat berikutnya.

Beliau pun sebetulnya tdk menafsir dgn pemikirannya sendiri. Tp jg berdasarkan tafsir ulama lainnya. Selain tafsir Ibn Katsir, ada 10 tafsir yg jd acuan beliau dlm menulis penjelasannya yt:

1. Tafsir al-Baidhawi
2. Tafsir fi Zhilalil Qur’an
3. Tafsir Jalalain
4. Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn Abbas
5. Tafsir al-Khazin
6. Tafsir al-Biqa’i
7. Tafsir Muqatil
8. Tafsir Sayyid Thantawi
9. Tafsir al-Durr al-Mansyur
10.Tafsir al-Khazin

Silahkan diacu pembahasan lengkapnya di link atas.

Kl mlihat hal ini, tentu saja menjadi masuk akal kenapa kata auliya lbh tepat diterjemahkan sbg sekutu/teman dibanding pemimpin.

Oke lah, mungkin tidak semua org bisa menerima penjelasan ulama yg saya acu dgn referensi tafsir di atas, tp bagaimana dgn penterjemah (versi bhs asing) yg saya sebut sebelumnya, knp mayoritas malah senada ?

Lalu apakah terjemahan pemimpin itu salah?

Saya pribadi tidak berani dan tidak akan pernah berani mengatakan itu krn ckp sadar akan kapasitas keilmuan saya. Saya tetap menghormati pendapat lain, saya yakin 200% PASTI ada dasar yg kuat jg knp terjemahan yg dipilih dlm versi bhs Indonesia adalah pemimpin.

Sampai sini, tidak perlulah siapapun merendahkan apalagi sampai mengkafirkan pihak yg berbeda tafsir. Krn kita memang diberi kebebasan utk memilih pendapat yg kita yakini plg mendekati kebenaran.

“Aku yakin pendapatku benar, tetapi memungkinkan untuk salah. Dan sesungguhnya pendapat yg bertentangan dengaku adalah salah, tetapi memungkinkan untuk benar”
– Imam Syafi’i –

Wallahualam

 

(Sumber: Status Facebook Aldie Al Kaezzar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed