by

Aswaja Sebelah Mana?

Dialog ini diceritakan ke saya, sambil berseloroh, ´Saya jadi punya tugas tambahan, memantapkan ideologi Aswaja NU ke anak saya.´ Saya tukas, ´Salah sampeyan sendiri. Zaman gini kok main-main. Orang NU paling aman ya kirim anak ke pondok yang jelas NU-nya, jelas kiainya, jelas sanadnya. Jangan terkecoh asal modern. Bagus fasilitasnya, keren saprasnya. Mondokin anak itu bukan sekadar nitipin badannya, tetapi juga jiwanya.´

Kita maklum dan sangat dapat memahami. Banyak orang tua memikirkan masa depan anaknya. Maunya mondok, tetapi selepas SMA/Aliyah, tetap bisa diterima di PTN-PTN ternama. Salah satu solusinya ditawarkan pondok-pondok modern itu. Kurikulumnya konon menjanjikan santri bisa menguasai ilmu agama dan umum. Fasilitasnya memadai. Jadilah sebagian ortu NU berbondong-bondong kirim anak ke pondok-pondok baru itu. Hasilnya seperti tadi. Anaknya gamang. Boro-boro ngerti NU dan militan ber-NU, bahkan mendapat informasi yang tidak baik tentang tokoh-tokoh NU.

Di link ini pimpinan pesantren Al-Bayan klarifikasi. Tidak mungkin Enzo terpapar HTI. Pesantren-nya penganut Ahlussunnah Waljama´ah yang mengajarkan cinta tanah air. Begitu viral calon taruna blasteran itu, saya jadi ingat dialog bapak-anak teman saya. Alhamdulillah kalau pimpinan pondok mengaku aswaja. Tetapi silakan disimpulkan sendiri. Kelompok yang mengaku aswaja tapi gampang ngecap syiah, nuduh bid´ah, liberal, itu kira-kira aswaja sebelah mana.

 

(Sumber: Facebook M Kholid Syeirazi)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed