by

Apakah Dubes Saudi Perlu Diusir?

Nah, bagaimana dengan orang Indonesia? Sanggup? Masyarakat Indonesia masih sangat banyak yang mengira rezim Saud adalah representasi umat Islam. Kelompok-kelompok radikal yang selama ini terindikasi kuat berafiliasi dengan Saudi hampir pasti akan memanfaatkan situasi. Demo berjilid-jilid. Bahkan sangat mungkin mereka menyerukan angkat senjata melawan ‘rezim anti-Islam’. Dana, senjata? Gampang. Lagi-lagi, Suriah buktinya.

Anda pikir, takfirisme di Indonesia yang merajalela sejak dimulainya Perang Suriah (2012) itu tidak perlu dana amat-besar? Mereka bisa mencetak jutaan buku dan spanduk; mengadakan seminar-seminar di seluruh Indonesia (terutama isu yang dipakai adalah “Syiah bukan Islam” dan selalu dikaitkan dengan konflik Suriah yang selalu saja diframing sebagai konflik antarmazhab), itu duitnya dari mana?

Indikasi kuat lainnya betapa bahayanya sikon ini bila tidak diatasi dengan bijak: para pengusung Papua merdeka (serta seleb ZSM) sudah mulai teriak-teriak ambil momen. Logika yang mereka bangun: usir Dubes Saudi, kalau nggak, jangan salahkan kalau gerakan Papua merdeka semakin menguat.

Apalagi, hampir bersamaan, ada 31 orang yang sedang bekerja keras membangun Papua malah dibunuh. Jelas, yang melakukannya adalah faksi yang tak mau Papua dibangun dan maju. Mereka ingin rakyat Papua terus merasa diabaikan lalu berontak menuntut ‘kemerdekaan’.

Mengaitkan dua kejadian ini gampang sekali. Lihat di Timteng, selama ini rezim Saud berkoalisi dengan siapa? Amerika. Siapa pembela terbesar rezim Saud? Amerika. Trus, yang berkepentingan di Papua siapa? Amerika. Yang akan sangat untung bila NKRI pecah jadi negara-negara kecil siapa? Yang banyak baca soal berbagai proses balkanisasi yang diusung AS di dunia pasca PD II, akan tahu jawabannya: Amerika.

[Coba googling, ada video Hillary Clinton yang bangga bilang bahwa AS bersama Saudi dan ideologi Wahhabi-nya membentuk Taliban/Al Qaida demi mengusir Soviet di Afghanistan. Lalu, AS pula yang membombardir Afghanistan dengan alasan melawan terorisme].

Jadi, hadapi negara ‘kecil’ sponsor terorisme dengan bijak, manfaatkan momen ini untuk membongkar siapa sesungguhnya dia. Tapi, jangan buka celah yang bisa dipakai oleh negara ‘besar’ simbahnya sponsor radikalisme untuk mengacak-acak NKRI.

**
Saran konkrit untuk netizen pro NKRI: tak perlu menyuarakan usir Dubes Saudi, cukup paksa dia agar minta maaf. Galang dukungan publik dengan membongkar berbagai kejahatan Saudi selama ini, antara lain, kasus terorisme & penyebaran Wahabisme serta perang Yaman. Dan jangan lupakan pula, ada Amerika di samping Saudi.

**

Teriring doa belasungkawa atas meninggalnya 31 karyawan PT Istaka Karya dan 1 anggota TNI di Papua.

Sumber : Status Facebook Dina Sulaiman

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed