by

Antara Virus Corona dan ISIS

Tapi Jepang, Thailand, Finland, bersuara lain. Mereka tidak menutup pintu. Mereka memang mengawasi arus keluar-masuk dengan seksama, tapi mereka membuktikan kepada kita bahwa kengerian tak berkuasa membasmi cinta.

Indonesia tiba-tiba terasa asing buat saya. Belum lagi kegetolan satu menteri bau kencur merancang kepulangan 600 Kombatan ISIS. Juga ketua Komnas HAM bau pesing yang berkaok-kaok bahwa tak ada satu pun yang berhak menghalangi kepulangan Kombatan ISIS. Kamu rupanya kurang matang, kecepetan diangkat dari penggorengan.

Secara fisik ISIS memang bukan negara, tak elok mengaitkan mereka dengan pelanggaran “bergabung dengan tentara asing.” Tapi dari aspek legal, ISIS adalah penjahat, teroris, dan algojo kemanusiaan.

Betul, negara tidak bisa menghalangi mereka pulang. Tapi negara tidak berkewajiban menjemput. Dan, satu hal musti dipastikan, negara harus memasukkan mereka ke penjara dengan persangkaan terlibat dalam gerakan yang menghancurkan kemanusiaan di bumi. Mereka pernah bersorak di hadapan kepala-kepala yang dipenggal. Sekarang mereka kita dudukkan di sebuah sel untuk mendengar kidung cinta membahana di Indonesia.

Corona dan ISIS dua perkara berbeda. Yang satu adalah cara alam merawat buana, yang satu cara manusia menghancurkan peradaban.

Presiden Jokowi, harap beritahu saya ke arah mana Anda menghadap.

Sumber : Status Facebook Sahat Siagian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed