by

Antara Hendropriyono dan Andika

Oleh: Supriyanto Martosuwito

Semua jendral dan perwira tinggi menginginkan jadi Panglima TNI. Pemegang komando 400 ribu militer aktif, salahsatu di antara 15 negara dengan tentara terbaik di dunia. Tapi apakah keinginan terwujud, tangan Tuhan lah yang menentukan.

Begitulah yang terjadi pada Jendral AM Hendroprioyno dan pada Jendral Andhika Perkasa, menantunya kini.

Pada tahun 1998 jabatan Menhankam merangkap Panglima ABRI nyaris ada di pundak AM Hendropriyono, menggantikan Jendral Wiranto yang dianggap gagal menangani rusuh 1998.

Pemerintahan sudah beralih ke Habibie, dan penunjukkan namanya disetujui.

Padahal saat itu skep sudah turun dan sesama jendral sudah memberikan selamat termasuk atasannya jendral Wiranto dan koleganya, Jendral Sintong Panjaitan. Ginanjar Kartasasmita dan Akbar Tanjung pun menelponnya. Kepres sudah ditandatangani. Bahkan sudah diberitakan secara resmi.

Namun jabatan itu lepas ketika pada saat saat terakhir BJ Habibie memutuskan memperpanjang jabatan Wiranto dan bahkan akhirnya AM Hendropriyono “terlempar” menjadi Menteri Transmigrasi (Maret 1998-Oktober 1999).

Mimpi jadi Panglima kandas saat itu dan itu terwariskan pada sang menantu.

AM Hendropriyono kelahiran 1945, lulus AMN 1967, menempuh pendidikan intelejen Australia (1971) dan sekolah komando di Amerika (1980), menguasai terjun bebas militer dan jago tembak. Belakangan lebih dikenal sebagai master intelejen.

Semasa kolonel dan memimpin pasukan Garuda hitam 1989 dia menghabisi gerakan teror Warsidi di Lampung yang kemudian dikenal kasus Talangsari.

Jabatan bergengsi yang pernah disandangnya adalah Komandan Detasemen Tempur Parakomando alias Kopassus. Dirut Pengamanan VIP dan Pangdam Jaya serta Kepala BIN (2001-2004).

Tak cuma main senjata dan terjun bebas jendral kelahiran Jogya ini juga gemar sekolah . Dia lulus STIA-LAN dan sekolah tinggi hukum militer. Tahun 2009 lalu meraih gelar doktor filsafat.

SEDANGKAN Andika Perkasa, kelahiran Bandung 1964, lulusan Akmil 1987, sebelumnya menjabat sebagai Pangkostrad dan KASAD. Sebelumnya, selama 12 tahun berkubang di penanggulangan teroris (Gultor) Kopasus grup 2.

Dia lulus dari Harvard University salahsatu universitas bergengsi di Amerika dan tersulit di dunia.

Selain Harvard University, Massachusetts, Amerika Serikat (2004) Andika juga sekolah di The Military College of Vermont, Norwich University, Northfield, Vermont, Amerika Serikat (1999) dan National War College, National Defense University, Washington D.C., Amerika Serikat (2003)

Kalangan awam dan pengamat selalu mengaitkan suksesnya Andhika Perkasa dengan pengaruh mertuanya. Akan tetapi dengan daftar riwayat yang begitu panjang dan padat, tak bisa dipungkiri profesionalitas yang disandang panglima TNI kini memang mumpuni.
Di atas segalanya campur tangan Tuhan lah yang menentukan.

Terbukti dengan perjalanan panjang Hendropriyono sang mertua tak sempat sampai ke pucuk pimpinan TNI. Sehingga harus merelakan menantu lah yang mewujudkan impiannya.

(Sumber: Facebook Supriyanto Martosuwito)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed