by

Antara Dokter dan Pendetaku

Dokter tidak pernah berkata ia yakin mati masuk Sorga, ia hanya simpan dalam hatinya. Namun ia tidak pernah lari dari tanggung jawabnya walaupun kematian di depan mata.
Sedangkan pendetaku terus khotbah hidup adalah Kristus mati keuntungan. Dan dia berkata siap mati masuk Sorga namun mengapa ia menjauh dariku.

Dari pengalamanku aku mengerti apa itu KETULUSAN & CINTA KASIH sesungguhnya. Aku mengerti apa itu profesionalitas dan apa itu kepalsuan.

Aku pun mencari tahu siapa dokter itu sesungguhnya, kutemui isteri dan anak-anaknya dan akhirnya aku tahu dokter itu adalah seorang hamba Tuhan yg merintis gereja sederhana dirumahnya…

Tidak ada kesedihan yg mendalam dari wajah isterinya. Aku ber tanya mengapa?
Isterinya menjawab “Kami memiliki iman yg sama dan kami pasti kelak bertemunya lagi.”

Pikiranku : Mengapa dia yg diambil nyawanya, mengapa bukan aku saja yg mati karena Corona..
Dia tukar nyawaku dengan nyawanya supaya aku tetap hidup seperti Yesus yg mati dikayu salib untuk menanggung hidup semua orang…

Aku baru tau di pemberitaan media bahwa dokter yg sudah merawat ku ternyata ditolak untuk dikuburkan di kampungnya, malah teroris yg telah membunuh orang disambut sebagai pahlawan baginya…

( Tidak ada kasih yg lebih besar dari pada kasih seorang sahabat yg telah memberi kan nyawanya untuk sahabat sahabatnya Matius 15 : 13)

( Dokter bukanlah Malaekat..Dia sama seperti kita semua…Punya rasa takut, cemas, sedih, tangis, punya tanggungan anak & keluarganya..Tapi semuanya dilakukan karena kecintaan untuk sesama manusia lebih besar dari pada rasa ketakutannya…
DOKTER BUKAN SEBAGAI BENTENG PERTAMA DALAM MENYELAMATKAN JIWA MANUSIA, .. TAPI BENTENG TERAKHIRMU HIDUP ATAU MATI..BENTENG PERTAMA ADALAH DIRIMU SENDIRI..BENTENG PERTAMA ADALAH PILIHANMU, TETAP HIDUP ATAU MATI..

Tundukkan kepalamu, doa kan para dokter yg telah pergi mendahului kita, dan yg telah berusaha agar kamu tetap hidup…

Hargailah perjuangan para dokter & perawat … tingkah polah dan kedisplinanmu, bukan hanya menyelamatkan dirimu, keluargamu, teman-temanmu, tapi juga menyelamatkan nyawa para dokter dan para perawat yang berjuang menyelamatkan nyawa sesamanya tanpa pamrih …

Sumber : Status Facebook Eddy Pranajaya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed