Oleh : Musrifah Ringgo
Dideklarasikannya Capres Cawapres koalisi perubahan, tidak membuat persepsi orang pada koalisi itu makin baik. Justru faktanya malah berkebalikan. Demokrat keluar koalisi, PKS gamang bergabung atau tidak, beberapa elit PKB menolak penyatuan ini dan yang makin parah, PBNU meminta jangan milih aktor capres cawapres yang main rusak-rusakan. Ini makin menandakan bila diberbagai kalangan pasangan ini tidak diterima. Peluang dukungan mereka hanya disebagian Nasdem dan lebih kecil di simpatisan serta kader PKB.
Bisa jadi Anies dan Cak Imin saat ini menghadapi berbagai tudingan mau dipasangkan karena faktor Surya Paloh. Mereka tidak melihat Pilpres sebagai sebuah ajang kontestasi untuk memenangkan pertarungan politik, Namun hanya jadi ajang mendapatkan materi demi kepentingan masing-masing. Bagi Anies, bisa jadi kepentingannya ya coba-coba saja. Barangkali pemilihnya banyak dan menang. Seperti dulu waktu ikut Pilgub DKI. Sementara bagi Cak Imin, materi itu bisa menggerakkan kadernya meraih suara sebanyak-banyaknya untuk caleg-caleg PKB.
Dalam sebuah acara, Gus Yaqut Cholil Qaumas yang juga berasal dari PKB, malah meminta umat Islam yang pernah memecah belah umat. Siapa mereka? Tentu saja Prabowo dan Anies. Keduanya tercatat pernah terlibat di aksi 212. Sejarah memperlihatkan, aksi itu hanya murni gerakan politik guna menumbangkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Diakui atau tidak, banyak umat Islam khususnya Jakarta akhirnya menyesal terutama warga DKI yang turut dalam gerakan tersebut.
Kakak Gus Yaqut, Kyai Yahya Cholil Staquf mengatakan dengan jelas berpesan pada warga Nahdliyin untuk tidak memilih capres cawapres yang main rusak-rusakan. Diakui atau tidak konflik cak Imin dengan keluarga Gus Dur hingga sekarang, telah merusak baju bernama Nahdlatul Ulama. Padahal PKB didirikan Gus Dur sebagai alat perjuangan politik. Kini cita-cita itu berbalik arah.
Kondisi-kondisi ini bisa menjadikan koalisi perubahan tidak punya harapan. Dari mana mereka mau memperoleh suara, jika elemen penopang capres cawapres tidak solid. Memang secara genetika, Anies dan Nahdliyin sulit disatukan walaupun amaliyah mantan gubernur DKI itu jelas menganut ahlussunnah wal jamaah. Tapi hanya berbeda di fiqih siyasah atau jalur perjuangan politik. Jika begitu, apa yang membuat warga NU bergembira atas pasangan Anies Cak Imin?
Sumber : Status Facebook Musrifah Ringgo
Comment