by

All We Need is Love

Beberapa orang tewas bergelimpangan. 

Si penembak bergerak memasuki masjid. Jemaah yang duduk tertib kaget. Tapi belum sempat menghindar, sang bigot pembenci keburu memuntahkan pelurunya. Menghujani jemaah dengan timah panas.

Tubuh bergelimpangan. Puluhan lagi tewas.

Kota kecil yang tenang di tepi laut ini bersedih. Kenapa kebencian begitu buas. Sementara nama Tuhan disebut dalam ritual dan rumah-rumah ibadah.

Ratusan warga Christchurch memberikan belasungkawa. Mereka mendatangi masjid. Mengirim bunga. Menyatakan kesedihan. 

Tragedi telah mencoreng nama kotanya. Yang teduh dan tenang. 

Darah dan kebencian muncrat. Melukai mereka yang masih punya hati terhadap sesama.

Cinta yang terusir dari hati. Saat kedengkian mulai bersemayam.

Semoga cinta menggantikan kekerasan.

All we need is love…

 

(Sumber: Facebook Eko Kuntadhi)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed