by

Ahok Telah Kembali

Bulan November 2019, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja nama Ahok kembali disorot oleh media, karena keputusan Menteri BUMN yakni Erick Tohir yang mengangkat Ahok sebagai Komisaris Utama di Pertamina.
Namun pengangkatan Ahok jadi Komisaris Utama, tidak semulus yang diharapkan sebelumnya.
Sebab, dimana ada terdengar nama Ahok maka di situ pula ada kehebohan yang disertai dengan penolakan. Tapi, karena tidak ada alasan yang tepat untuk menolaknya, maka Erick Tohir tetap memutuskan mengangkat Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Pertamina bukan perusahaan kaleng-kaleng. Pertamina itu sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Mendengar minyak dan gas, sudah jadi rahasia umum bahwa di dalamnya banyak permainan yang harus dituntaskan, salah satunya adalah para mafia migas yang kerap menjadikan Pertamina sebagai lahan bisnis pribadi dan itulah sebabnya Erick Tohir menugaskan Ahok di sana, karena Ahok memiliki kemampuan untuk membereskan itu.
Terbukti beberapa hari yang lalu nama Ahok kembali menjadi bahan perbincangan di hampir semua media. Karena tindakannya yang cukup berani membongkar aib Direksi Pertamina. Bahkan setelah itu, Ahok langsung menemui Menteri BUMN Erick Tohir untuk menyampaikan kritik dan saran terkait permasalahan yang ada di Pertamina.
Mendengar hal itu banyak pihak yang mengangkat jempol dan memuji keberanian Ahok. Namun di balik itu selalu saja ada orang yang tidak suka dan tidak nyaman mendengarnya.
Ibarat kata, untuk memancing ular supaya keluar dari sarang atau tempat persembunyiannya, cukup sebutkan saja nama “Ahok” dijamin 100% ularnya keluar semua. Tidak perlu pergi ke dukun untuk menanyakan ritual.
Dan betul saja, di luar PDIP ada delapan fraksi di DPR RI yang menyerang dan menyalahkan Ahok atas tindakan yang dilakukannya itu terhadap Pertamina, bahkan mereka dengan rasa tak bersalah meminta Ahok untuk mundur dari jabatan Komisaris Utama. Tentu saja sampai di sini ada yang aneh.
Aib Pertamina yang dibongkar, tapi kenapa para wakil rakyat penghuni Senayan yang heboh dan satu suara untuk menyalahkan Ahok?
Kemungkinan jawabannya adalah karena banyak dari anggota DPR RI tersebut yang merasa terusik bahkan terancam dengan tindakan yang dilakukan Ahok. Sebab, bisa saja selama ini pihak Direksi Pertamina dan beberapa oknum DPR RI sudah menjalin kerjasama secara diam-diam untuk menjadikan Pertamina sebagai lahan bisnis.
Tidak ada alasan lain lagi selain itu yang bisa dijadikan landasan untuk menyalahkan tindakan yang telah dilakukan Ahok terhadap Pertamina.
Jika tujuan anggota DPR RI yang delapan fraksi itu adalah untuk kebaikan Pertamina maka seharusnya mereka mendukung tindakan tegas yang dilakukan Ahok sebagai bahan evaluasi ke depan, bukan malah nyinyir dan menyalahkan lalu kemudian menyuruhnya mundur dari jabatan.
Tidak bermaksud menuduh anggota DPR RI yang delapan fraksi itu menerima upeti dari Direksi Pertamina secara diam-diam, tapi dengan cara mereka menyerang Ahok seperti itu wajar menimbulkan kecurigaan dan jika demikian adanya, maka tak heran jika mereka terusik.
Ini menjadi tugas Ahok selanjutnya, menggunduli orang-orang yang selama ini menjadikan Pertamina sebagai lahan bisnis pribadi. Tak perlu memandang siapa orangnya dan apa jabatannya? Pukul rata semua, sikat!!
Ini penting untuk menyelamatkan dan memperbaiki Pertamina.
Sumber : Status Facebook Seruanhulu

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed