by

Ahok Martir Politik

Satu-satunya yang bisa dilakukan orang-orang cerdas adalah berpikir positif. Silakan bersedih, memaki, tapi jangan menyalahkan dan patah semangat. Ahok tidak berakhir di sini. Tempuh semua mekanisme hukum yang ada. Gunakan posisi Ahok yang sekarang untuk mendulang simpati, membersihkan namanya, memberikannya kesempatan lain suatu saat.

Menyalahkan Negara juga reaksi yang menyedihkan. Negara ini memang sakit sejak lama, tapi ia harus terus diperbaiki, dibangun, bukan hanya diratapi. Para parasit dan benalu mesti dilawan dan dibersihkan. Negara harus tetap dicintai, meski kadang juga dikritik. Kejatuhan Ahok ini adalah momentum untuk membersihkan para begundal itu. Tidak ada lagi alasan demi melindungi Ahok.

Ahok belum tamat, ia hanya tersuruk. Dengkulnya berdarah, matanya dipenuhi linangan air mata. Pandangannya nanar. Badannya gemetar dan lemas. Namun ia akan bangkit, menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Jauh lebih hati-hati. Ia mendapat pengajaran yang tidak tercantum dalam buku. Biarkan ia tenggelam sementara dari hiruk-pikuk. Untuk kemudian muncul kembali dengan lebih bercahaya.

Namun sebelum melakukan semua itu, ada baiknya peristiwa ini membuat Ahokers lebih cerdas lagi dalam membangun opini. Ada hal-hal besar yang harus diselamatkan: kepentingan-kepentingan Negara. Berhentilah seolah-seolah mewakili Jokowi. Seolah-olah memahami posisi dan strateginya. Kalian hanya akan membual dan membuat gerak-geriknya terbatas. Menjadi dukun medsos yang meresahkan.

Satu lagi, tak perlu memanggilnya Pakdhe sebagai ungkapan kedekatan. Toh kalian bukan keponakannya. Namanya Jokowi, panggil saja demikian. Itu sudah obyektif dan menghormati. Jokowi milik seluruh rakyatnya. Tak perduli ia haters atau lovers. Silakan dukung dan membelanya. Namun biarkan ia bekerja, jangan kalian ganggu dengan asumsi-asumsi bodong itu.

Ahok harus terus berjuang, tapi ia juga harus menerima takdir kekalahannya. Ia martir politik. Bersedihlah, berdoalah untuknya, karena itu hak orang-orang yang mencintainya. Untuk seluruh relawan yang telah berjuang mati-matian, saya haturkan hormat sedalam-dalamnya. Kembalilah ke dalam barisan untuk membela hal-hal besar atas nama bangsa dan Negara. Perjuangan masih sangat panjang dan melelahkan.

Selebihnya, biarkan Tuhan bekerja dengan rahasia. Jangan mendahului-Nya!

Sumber : Facebook Kajitow Elkayeni

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed