by

Ahok-Djarot Ungguli Agus dan Anis

Perlu saya kemukakan bahwa jajak pendapat ini tidak terkait dengan elektabilitas paslon-paslon tsb. Ia hanya merupakan salah satu indikator tentang bagaimana penilaian publik, yang menyaksikan debat paslon Pilkada DKI pada ronde ke 2 semalam, terhadap kualitas mereka, baik dalam hal komunikasi, substansi, dan respon mereka terhadap pertanyaan-2 yang diajukan oleh moderator. Bisa jadi hasil debat tsb bisa berpengaruh pada kecenderungan para calon pemilih, tetapi hal tsb bukan tujuan yang ingin diketahui oleh jajak pendapat ini. Karena jajak pendapat ini merupakan penilaian umum thd kiprah para paslon, maka siapapun dapat memberikannya, terlepas dari apakah ia punya hak pilih atau tidak dalam Pilkada DKI.

Dari jajak pendapat ini berbagai interpretasi yang umum dapat diberikan, mengapa paslon No. 2 dianggap unggul dalam debat ronde kedua ini. Hemat saya, baik Ahok maupun Djarot menguasai substansi yang ditanyakan dan menyampaikan pandangan mereka to the point, yakni langsung berbicara mengenai berbagai capaian mereka selama menjadi Gubernur-Wagub DKI, dan rencana ke depan. Gaya komunikasi yang informal dengan bahasa yang mudah dipahami, membuat pesan yang disampaikan mereka mudah dicerna. Argumentasi-2 yang mereka gunakan untuk menjawab kritik serta pertanyaan dari paslon No. 1 dan 3, juga cukup meyakinkan karena paslon No. 2 ini memakai data dan bukti-bukti yang valid dan penjelasan dengan contoh-2 kongkrit.

Paslon No. 1 berada di urutan terbawah karena mereka masih cenderung memberikan jawaban yang formal dan substansi masalah sarat dengan daftar keinginan dan acapkali tak fokus dengan apa yang ditanyakan. Penampilan Agus lebih baik ketimbang pada debat ronde 1. Namun seperti pada debat sebelumnya, penampilan mantan Mayor TNI AD itu juga “rusak” gegara calon Wagubnya, Sylviana Murni, yang tampil tidak prima baik dalam cara berkomunikasi maupun penguasaan substansi debat.

Sylvi cenderung membuang-2 waktu dengan monolognya sehingga pada salah satu segmen debat, beliau lupa utk mengajukan pertanyaan kepada pihak paslon No. 3.

Paslon No. 3 tampak bekerja keras dalam debat ronde ke 2 ini untuk mencitrakan sang petahana sebagai pemimpin DKI yang gagal dalam membangun Jakarta yang manusiawi. Kendati demikian upaya ini belum efektif karena seperti juga dengan paslon No. 1, substansi yang disampaikan oleh Anies dan Sandiaga masih cenderung merupakan ‘daftar keinginan’ atau rencana-2 yang ternyata dapat dikonter oleh paslon No.2. Gaya komunikasi Anies yang menyerang memang menarik utk ditonton karena membuat debat menjadi seru. Sayangnya strategi menyerang tsb juga bisa berbalik mengenai paslon No 3 itu ketika data dan fakta yang digunakannya ternyata diragukan validitasnya dan mudah ditepis oleh lawan.

Masih akan ada satu ronde lagi debat publik paslon Pilkada DKI, kita berharap kualitas debat akan lebih baik lagi sehingga publik Jakarta akan semakin mendapat gambaran tentang para paslon yang akan dipilih pada 15 Februari 2017. Terimakasih utk para sahabat yang telah berpartisipasi dalam jajak pendapat ini, dan dengan sabar menunggu laporan hasilnya. Silakan anda cermati dan komentari. Salam

Sumber : facebook Muhammad AS Hikam

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed