Oleh : Asrof Husin
– Agama bisa menjadi madu atau bisa menjadi racun.
– Agama bisa mempersatukan atau bisa mencerai-beraikan.
– Agama bisa membuat seseorang menjadi semakin bermoral atau semakin menjadi brutal.
– Agama bisa membuat seseorang menjadi welas asih atau semakin didalam kebengisan.
– Agama bisa membuat seseorang menjadi toleran dan menyejukan atau bisa membuat seseorang radikal intoleran dan menakutkan.
– Agama bisa membuat seseorang menjadi bertambah baik atau membuat semakin jahat.
– Agama bisa membuat seseorang penuh kebaikan atau penuh kebencian.
– Agama bisa membuat seseorang rendah hati, bijak atau arogan, egois dan sangat keras hati.
– Agama bisa membuat seseorang berbudi pekerti semakin baik, semakin ramah atau semakin pemarah, menakutkan dan berakhlak semakin jelek.
– Agama bisa membuat seseorang semakin waras dengan akal sehat atau semakin tidak waras dengan dogma fanatik buta.
– Agama bisa membuat seseorang berjalan dijalan kemanusiaan atau membunuh kemanusiaan.
– Agama bisa membuat seseorang berkasih sayang didalam perbedaan atau saling membenci dan bermusuhan.
– Agama bisa membuat seseorang cerdas berwawasan luas atau tenggelam didalam kebodohan.
– Agama bisa membuat seseorang semakin beradab atau semakin biadab.
– Agama bisa membuat seseorang menyebarkan persatuan, kedamaian dan ketentraman atau pertengkaran, pertikaian, teroris dan perang.
– Agama bisa membuat seseorang melakukan kejahatan atas nama agama menjadi kelihatan terhormat.
– Agama bisa membuat seseorang kaya raya dengan berdagang agama.
– Agama bisa membuat seseorang mendapatkan kekuasaan dengan mempolitisasi agama meskipun perang saudara banjir darah.
– Agama bisa membuat seseorang memprovokasi, mengadu domba dan memecah belah.
– Agama bisa membuat perempuan tertindas, super diskriminasi atas nama Tuhan.
– Agama bisa membuat seseorang merasa yang paling benar, lalu menjadi nabi dan akhirnya menjadi Tuhan.
– Agama bisa menghancurkan sebuah bangsa dan negara.
Agama yang benar,
Beragama yang benar, bukan agamanya yang salah, agama tidak salah tetapi penafsirannya yang salah, bukan ayatnya yg radikal tetapi penafsirannya yang radikal dan salah memahami apa yg diinginkan dan dimaksudkan Tuhan.
Tidak mau belajar sejarah dengan benar, supaya bisa memahami dengan benar.
Salah memahami, salah cara beragama, salah guru, akhirnya menjadi sangat tidak benar.
Agama yang benar,
Beragama yang benar ialah yang membela kemanusiaan.
Puncak tertinggi dari agama adalah cinta kasih, kemanusiaan.
Jadi seseorang yang beragama tetapi tidak mau membela kemanusiaan, tidak ada cinta kasih kepada sesama dan kepada lain agama, radikal intoleran, maka beragamanya tidak benar, jadi lebih baik tidak usah beragama karena tidak ada gunanya.
Agama yang benar,
Beragama yg benar ialah yang membela keadilan.
Jadi seseorang yang beragama tetapi tidak mau membela keadilan dan dengan brutal melarang berdirinya tempat ibadah agama lain, tidak mau bijak dan toleran, tidak menciptakan kesejukan dan kedamaian, yang ada hanya kebencian dan permusuhan, maka beragamanya tidak benar, jadi lebih baik tidak usah beragama karena tidak ada gunanya.
Agama yang benar,
Beragama yg benar ialah yang sanggup merayakan perbedaan dan keberagaman.
Jadi seseorang yang beragama tetapi tidak mau merayakan perbedaan dan keberagaman, benci dan memusuhi perbedaan dan keberagaman, mulut berkoar2 agama kami agama rahmat, agama kasih sayang, tetapi benci dengan perayaan hari besar agama lain, langsung berteriak2 haram mengucapkan hari besar agama lain-seperti ucapan selamat natal, dll. Benci dengan budaya asli lalu berteriak2 bid’ah, syirik, musyrik dan harus dimusnahkan, maka beragamanya tidak benar, jadi lebih baik tidak usah beragama karena tidak ada gunanya.
Jika seseorang beragama dengan benar, pasti yang tumbuh dihatinya itu kasih sayang bukan kebencian dan permusuhan.
Jika seseorang beragama dengan benar, pasti yang keluar dari hatinya adalah cinta kasih, kemanusiaan.
Rahayu.
Sumber : Status Facebook Asrof Husin.
Comment