by

Adu Strategi

Salah satu strategi adalah dgn membangun narasi seolah2 mereka sudah membongkar jaringan didalam. Dan keluarlah tersangkanya, yang ternyata jabatannya cuman coro doang.
Dengan begitu, mereka memposisikan sebagai korban, dan karena mereka dan saya sesama korban, jadi cukup minta maaf saja, “Maaf ya Den, atas ketidaknyamannya..” Mereka anggap masalah selesai.
Strategi kedua, dengan memunculkan orang/kelompok seolah2 menuntut mereka belasan triliun rupiah dengan mengatasnamakan saya. Dan narasi yang dibangun adalah, “Ah, Denny ternyata cuman cari uang”. Dibunuhlah karakterku, supaya yang tadinya mendukung menjadi benci.
Nah strategi ketiga, mereka akan memunculkan “angka nego” dgn saya ke publik. Tujuannya, ya apalagi merusak nama supaya opini terbentuk bahwa saya hanya mencari uang.
Lalu strategi keempat, akan bongkar2 keburukan saya di masa lalu, supaya kembali lagi tercipta opini negatif publik ke saya.
Dan semua itu akan mereka lakukan dalam rangka menghalangi saya mengajukan gugatan sebenarnya. Melepaskan tanggung jawab mereka yang sudah sangat merugikan. Dan supaya tidak muncul orang2 seperti saya yang akan mengajukan gugatan yang sama.
Begitulah cara Big Company menyelesaikan masalahnya. Tidak ada empati, bagi mereka semua hanya bagian dari industri. Saya dan kita semua hanyalah “nomor” bagi mereka, bukan lagi manusia.
Penting bagi mereka jika saya dibungkam. Supaya tidak ada kasus “Goliath kalah melawan Daud”. Kalau Daud menang, wah rusak reputasi besar mereka. Saham bisa anjlok karena kepercayaan hancur.
Padahal, apa yang saya lakukan dgn menggugat nanti, justru akan memperkuat posisi mereka sebagai perusahaan yang perduli pada masalah sistem internalnya. Efek jera lewat gugatan itu penting, supaya mereka tidak bisa seenaknya lepas tangan dari masalah serius di dalam sistem keamanan data mereka.
Sungguh, ini permainan catur yang menarik bagi saya. Langkah harus cermat, jangan sampai salah. Dan tekanan2 yg lebih besar akan saya hadapi, lebih kuat dari yang pernah terjadi.
Tapi biarlah. Apa yang terjadi biarlah terjadi. Setidak2nya saya sudah berusaha melawan kesombongan sebuah korporat besar. Dan jika saya kalah, tetap saja menjadi sebuah kebanggaan karena saya pernah melakukan langkah besar yang berarti.
Sebentar lagi, pasti banyak tokoh2 besar yang akan menelpon saya, dan bilang, “Denny, kamu mundur saja..”
Ah, biar saya beri mereka secangkir kopi..
Bagi saya, ini hanya permainan catur saja. Hanya lawannya saja yang berbeda..
Seruput..
(Sumber: Facebook Denny Siregar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed