by

Ada Terang Disana

Tidak.., orang Medan tak akan terprovokasi dengan menjawab tantangan fisik. Mereka akan meletakkan masalah secara proporsional melalui jalur hukum. Hukum yang akan membuat perhitungan terhadap mereka yang zolim terhadap seorang perempuan, sorang ibu yang telah mereka aniaya.

Mereka hanya akan menelan kegagalan demi kegagalan. Framing agama yang mereka akan jual telah terbaca dengan sangat jelas. Tak ada yang akan beli.

Demikian pula dengan Morowali. Kali ini cerita tentang China yang komunis dan identik dengan PKI kembali dihidangkan. Orang China diijinkan masuk ke Indonesia saat pandemi, sementara orang lokal dirumahkan. Itulah framing yang dibuat demi hebohnya suasana.

Bukan tentang setuju dan tidak setujunya kita dengan TKA itu, namun cerita bombastis terhadap keberadaan mereka telah membuat negara ini sangat berisik. Disana Jokowi sedang dibidik dan dipersalahkan.

Di Morowali negara telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan berjumlah hampir 45 ribu orang. TKA sekitar 3750 orang dari berbagai negara diantaranya China dan Prancis.

Kenapa tidak ada yang berisik terhadap TKA Perancis misalnya? Kenapa tidak ada yang berisik tentang negara telah mengirim 22 orang sarjana yang telah dikirim dan belajar spesialisasi lithium ke neheri China untuk persiapan menjadi pengganti tenaga ahli yang berasal dari China saat ini?

Bukankah dalam rangka alih tehnologi sudah pasti kita harus mendatangkan para ahli yang kemudian menjadi instruktur?

Bukankah industri lithium adalah tentang tehnologi sangat tinggi dimana tak seorangpun dari warga kita pernah membuatnya?

Sungguh..,ini bukan tentang kerugian kita terhadap hadirnya tenaga terampil yang belum kita miliki, namun ini tentang isu seksi yang selalu bisa dibangun terhadap hadirnya tenaga asing dari luar. Ini akan disandingkan dengan banyaknya tenaga kerja lokal yang terkena PHK dan yang masih nganggur.

Ini bukan protes tentang tenaga asing, ini adalah tentang mereka yang tak suka kepada Prasiden Jokowi. China yang dikaitkan dengan PKI adalah tentang tuduhan mereka kepada Jokowi sebagai pendukung PKI.

Narasi ini akan terus mereka bangun. Isu ini akan terus mereka besarkan demi kisruh dan rusuhnya negara terutama saat pandemi masih berlangsung.

Kerusuhan disaat pandemi adalah apa yang sedang mereka inginkan. Kerusuhan saat negara dalam kondisi krisis adalah bentuk kegagalan pemerintah. Itu yang mereka mau.

Sekali lagi mereka gagal. 500 TKA tersebut tidak akan datang dalam waktu dekat ini. Tidak dalam masa pandemi ini. Negara telah memberi klarifikasi atas isu ini dengan jelas.

Disaat negara berduka, selayaknya kita berbagi dengan negara. Bukan cemooh, bukan hasutan, bukan pula tuntutan berlebihan, cukup kita mengerti bahwa negara sedang berusaha melakukan yang terbaik bagi warganya.

Tak ada satupun pemenang dalam bencana ini, semua negara didunia dalam posisi kalah terhadap Covid-19. Amerika negara termaju di dunia, kini terjerembab dalam jurang paling dalam akibat cara tak tepat yang mereka pilih dalam penanganan bencana ini.

Awalnya banyak negara didunia meragukan Indonesia dalam penanganan bencana ini, namun kini semua berbalik. Indonesia dinilai sebagai negara sukses dalam menjalankan strategi melawan corona.

Bukan hanya berhasil meredam penyebaran, namun penyelamatan ekonominyapun mendapat apresiasi.

Sama dengan banyak negara yang lain, Indonesia tak akan serta merta dapat bangkit dan kemudian lari saat sembuh, namun kita memiliki keyakinan dan modal bahwa kita akan lebih baik dibanding banyak negara yang lain.

Bukankah nilai Rupiah yang semakin menguat adalah cermin bagaimana kondisi sebenarnya para investor melihat?

Ya.., orang lain, para investor melihat negara kita adalah tempat yang memiliki masa depan bagi bisnis mereka.

Bagaimana dengan kita?

Sumber : Status Facebook Karto Bugel

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed