by

74 Tahun Menerjemah Pancasila

Kang Mat :
Telah lewat era empat episode : penggalian, perumusan, pemupakatan dan mistisisme Pancasila.

Kini kita ada di era menterjemah sudah berlangsung 74 tahun. Namun belum menaruh Pancasila secara layak. Akar ilmu pengetahuan yang merujuk ke Barat tak mungkin dapat membedah kedalaman Gotong royong, manifesto filosofis karena Barat mengakar pada filsafat materialisme.

Ilmu dari Barat yang memenuhi pendidikan nasional kita hanya bermanfaat untuk bidang kehidupan partikular yang detail, yakni ipteknya. Adapun ideologi dan politiknya pasti beda karena akar fiksafat Barat menolak metafisika dan metode mantiqi/rasionalitas.
Barat hanya menggunakan metode eksperimen empiris. Kita dan Barat memang beda pada hulu, yakin pandangan dunia. Tentu kita tak boleh menolak hasil yang benar dari Barat yakni kemajuan ilmu partikular : teknologi. Mahatma Ghandi bilang : Hari ini Barat pemilik pesta tapi mereka tak mengenal dirinya siapa. Pemegan gudang logistik yang sedang mabuk.

Bangsa kita masih dihadapkan pada pekerjaan rumah (PR) besar menerjemah Pancasila. Membangun konstruksinya yang kokoh sehingga tiap rumah di NKRI menghasilkan manusia Indonesia : manusia delapan sisi dalam kesamaan keesaan (dengan seluruh yang ada) , kesamaan peradaban (dengan seluruh manusia, bukan kebiadaban) kesamaan kebangsaan (dengan seluruh rakyat Indonesia) kesamaan sebagai rakyat, kesamaan sebagai roin/pemimpin (sesuai wilayah dan kadar) kesamaan pemilik daulat atas NKRI (sebagai raja-rakyat) kesamaan sebagai pemilik suara (distributor kekuasaan) dan kesamaan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Delapan kesadaran ini harus terbangun dalam jiwa manusia Indonesia. Sementara agama adalah pilihan jalan bagi setiap manusia berasal dari kemerdekaannya yang diberi oleh Tuhan mengiringi akal dan pertanghung-jawaban.

Sejarah akan menuliskan perjalanan kita, apakah seseorang hanya ikut makan siang gratis di negeri ini atau terus berjuang menggapai tujuan yang sudah dipacak oleh para pendiri bangsa. Para elit negeri itu bukan siapa-siapa kecuali ia berjiwa Pancasila yang sejatinya. Bukan koar-koar dimulut doang.

Angkringan filsafat pancasila

Sumber : Status Facebook Abdul Munib

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed