by

3 Level Informasi Covid-19

Terkait persebaran informasi COVID-19 paling tidak kita –kalau di tulisan itu khususnya buat scientist dan jurnalis– harus bedakan tiga tingkat informasi: 

(A) apa yang sudah kita ketahui benar; 
(B) apa yang dianggap benar — penilaian berbasis fakta yang masih bergantung pada kesimpulan, ekstrapolasi, atau interpretasi ilmiah yang mencerminkan pandangan individu tentang kemungkinan yang akan terjadi; dan 
(C) opini dan spekulasi

Dalam kategori A adalah informasi yang sudah menjadi fakta, seperti penyebab infeksi yang disebabkan oleh beta-coronavirus; urutan genom virus awal dari virus itu sangat mirip; dan bahwa penularan dari manusia ke manusia — berdasar jumlah kasus yang dilaporkan di berbagai lokasi dst. Indikatornya sudah banyak beragam bukti termasuk studi ilmiah yang diverifikasi oleh peneliti dan laporan dari otoritas kesehatan masyarakat, mendukung hal ini sebagai fakta.

Kategori B adalah sebagian besar dari apa yang ingin kita ketahui tentang epidemi tetapi belum ada data sistematis misalnya tentang jumlah sebenarnya kasus di beberapa lokasi; berapa kasus yang tidak terdeteksi; proporsi sebenarnya dari infeksi yang ringan, tanpa gejala dan subklinis ; atau sejauh mana kasus presimptomatik dapat ditularkan. Ini beberapa contoh dimana informasi lebih mengandalkan pendapat para ahli berdasarkan pemahaman mereka tentang penyakit menular lainnya; mereka menyimpulkan konsekuensi dari data yang tersedia atau berdasarkan informasi yang telah mereka dengar dan percayai tetapi belum dirilis ke publik. Kategori ini mencakup proyeksi kemungkinan lintasan epidemi dalam jangka panjang. Pandangan seperti ini perlu dipertimbangkan, tetapi tetap harus dibedakan dari fakta-fakta yang sudah nyata.

Sedangkan kategori C adalah informasi yang lebih subyektif, karena buktinya saat ini masih sangat terbatas jadi masih perlu waktu lebih lama untuk menjawabnya. Beberapa pertanyaan mungkin malah tidak akan pernah benar-benar terjawab oleh data, seperti pertanyaan tentang motivasi pemerintah dan otoritas kesehatan. Bukan berarti topik ini tidak penting. Hanya saja mereka tidak dapat diakses oleh sains saat ini dan mungkin tidak akan pernah.

 

(Sumber: Facebook Andre Rahmanto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed