by

10 Tahun SBY Dikalahkan 2 Tahun Jokowi

Oleh : Irpan Supu

Kompas cetak adisi 28 Maret 2016 dengan Judul “Ketegasan dan keberpihakan” menggambarkan perbandingan suasana entikong kalimantan Barat pada Tahun 2009 dan 2015, dua paragraf tulisan itu berbunyi: “Entikong, yang berjarak 203 kilometer dari Pontianak, termasuk dalam 50 kecamatan perbatasan yang mendapat prioritas pembangunan karena sangat tertinggal. Saat Kompas melakukan perjalanan jurnalistik mengikuti jalur migrasi TKI ke Malaysia lewat jalan darat tahun 2009, Entikong hanya ramai saat subuh ketika bus malam dari Pontianak tiba. Selebihnya, Entikong tak ubahnya bagai kota mati.

 Jalan rusak, aliran listrik yang kerap padam, dan sulitnya air bersih mewarnai kehidupan di Entikong. Suasana berbeda begitu melintasi pos perbatasan Tebedu milik Malaysia. Gedung pemeriksaan keimigrasian yang besar, jalan raya yang mulus, kantin bersih yang menyediakan aneka hidangan, sampai toko serba ada tersedia di sana.”

Sementara itu di paragraf awal diuraikan:”Jalan selebar 5 meter kini telah menjadi jalan raya dua jalur selebar 20 meter. Bangunan lama tempat loket dan jalur pemeriksaan keimigrasian berada kini bernaung di bawah kerangka gedung megah yang sedang dibangun. Satu tempat penampungan produk siap ekspor pun tengah dikerjakan”. seorang Tentara berpangkat bintara di kampung saya mengatakan “era jokowi lebih memperhatikan tentara, buktinya asrama kami yang puluhan tahun tak pernah di rehab kini sudah direhab, atap asrama yang sudah bocor sejak lama kini diganti yang baru” sambil menunjukkan ke saya asrama tentara yang sudah selesai direhab.

Jokowi yang karir kepemimpinannya merangkak dari kota solo, lalu provinsi DKI dan kini menjadi Presiden sadar bahwa era politik retorika dan wacana harus diakhiri dan memulai dengan era politik kerja atau politik infrastruktur, olehnya itu sejak kampanye Jokowi telah berulang kali mengatakan saking berulang ulangnya kita bahkan cenderung bosan dengan materi kampanye Jokowi yaitu politik infrastruktur, Jokowi menjanjikan tol laut sebagai solusi konektifitas antar pulau, membangun waduk, jalan tol kereta sumatera, kalimantan sulawesi dan lain lain. Jokowi menjanjikan sesuatu yang belum dirasakan oleh rakyat alias belum ada saat itu.

 Tanyalah warga entikong bagaimana perubahan infrastruktur dalam dua tahun terakhir ini? bagaimana pendapat mereka, atau pernyataan apa adanya dari tentara aktif yang asramanya di rehab tahun ini. tentu itu jawaban obyektif rakyat bawah yang tak pernah bicara politik tingkat tinggi.

 Akhir akhir ini SBY merasa terpojok dengan politik infrastruktur Jokowi saking terpojoknya SBY meminta Jokowi untuk mengurangi anggaran infrastruktur dan memperhatikan rakyat miskin sebagaimana pemerintahannya dulu, seolah saat ini jokowi tak peduli dengan rakyat miskin, atau upaya untuk mengingatkan kembali memori publik tentang perhatian SBY pada rakyat miskin seperti Bantuan langsung Tunai. SBY juga terus mengenang pemerintahannya dalam beberapa pekan ini, terakhir saat ini ketika melakukan pembekalan kader Demokrat di Bogor SBY terus membangun romantisme masa lalunya bersama kadernya sendiri, sambil melakukan jeb jeb politik ke Jokowi, misalnya SBY mengatakan ia hanya butuh waktu sehari untuk menetukan anggota Kabinet, seolah menyindir Jokowi yang butuh waktu dua pekan menentukan anggota kabinet kerjanya.

Mengurus negeri ini memang bukan pekerjaan mudah, dan SBY telah memimpin selama 10 tahun, banyak hal yang telah dilakukan SBY dan rakyat tetap mengungatnya, SBY tak perlu risau sejarah 10 tahun kepemimpinannya terhapus oleh politik infratsruktur jokowi yang baru memulai pemerintahannya, Namun SBY juga harus menyadari bahwa apa menjadi prioritas Jokowi saat ini adalah pekerjaan yang ketinggalan dan mestinya bisa diselesaikan SBY dalam 10 tahun pemerintahannya.** (ak)

Sumber tulisan : kompasiana.com

Sumber foto :rmol.co.id

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed